Halo! Aku merupakan mahasiswa dari prodi Hubungan Internasional, Universitas Mulawarman.

Menu MBG di SMA 1 Samarinda Berisi Ulat, Sudah Basi dan Berbau Tak Sedap

4 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
MBG
Iklan

Akibatnya beberapa pelajar yang mengonsumsi makanan tersebut mengalami muntaber.

***

Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program unggulan yang dicetuskan oleh Presiden Prabowo Subianto yang mulai berjalan pada awal bulan Januari 2025. Program ini dirancang untuk meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil di Indonesia dan juga mengatasi masalah gizi buruk serta stunting yang sering menjadi masalah serius di Indonesia. Implementasi program ini adalah dengan menyediakan makanan siang gratis kepada siswa dari tingkat PAUD hingga SMA serta ibu hamil dan menyusui.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun pelaksanaannya malah menuai banyak kontroversi, mulai dari kritikan dan krisis kepercayaan dari masyarakat, apalagi pada pelaksanaan di sekolah-sekolah. Salah satu permasalahan besarnya disebabkan oleh banyaknya kasus makanan basi dan keracunan yang disebabkan dari program ini di beberapa daerah. Dan hal tersebut akhirnya terjadi juga di Samarinda, Kalimantan Timur.

Salah satu contohnya adalah kasus MBG di SMAN 13 Samarinda yang terjadi pada bulan Agustus lalu, alih-alih mendapatkan makanan sehat dan bergizi seperti yang dijanjikan, pelajar di sekolah tersebut justru mendapatkan makanan yang tak layak konsumsi, karena makanan yang disajikan berbau tak sedap dan basi, bahkan sayuran yang disediakan terdapat ulat di dalamnya.

Salah satu pelajar SMAN 13 Samarinda mendapati bahwa lauk ayam yang diberikan berbau tak sedap, bahkan beberapa temannya mendapatkan lauk ayam yang sudah basi yang tentu saja tak layak untuk dikonsumsi. Akibatnya beberapa pelajar yang mengonsumsi makanan tersebut mengalami muntaber. Beberapa juga tak mau ambil resiko terhadap kesehatannya, sehingga mereka memilih tidak mengonsumsi makanan yang didapatkan.

Tetapi tak hanya sampai di situ, pelajar di SMAN 13 Samarinda tak diperbolehkan oleh pihak sekolah untuk menyampaikan permasalahan ini secara terbuka. Mereka justru diminta untuk tutup mulut dan tak mempublikasikannya ke mana-mana apalagi memviralkannya di media sosial. Pihak sekolah mengatakan persoalan ini tak perlu sampai dikatehui oleh pihak luar. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kekhawatiran, sebab transparansi dan hak siswa untuk menyuarakan masalah menjadi terhambat.

Pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sungai Pinang Mugirejo 2 yang diketahui adalah pemasok MBG di SMAN 13 Samarinda menyampaikan permohonan maaf terkait kelalaian tersebut dan mengaskan akan melakukan evaluasi serius. Mereka mengatakan bahwa terjadi kelalaian di dapur, menu ayam asam manis yang seharusnya digoreng malah justru direbus sebelum dicampur dengan saus sehingga ketika didistribusikan ke sekolah pada pagi hari, aromanya berubah.

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Darmayanti juga meminta kepada seluruh siswa-siswa untuk tidak takut melaporkan hal tersebut ke pada pihak berwenang jika terjadi kasus makanan basi atau bermasalah.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Samarinda juga memastikan program MBG ini harus berjalan dengan pengawasan ketat agar kualitas makanan terjamin. Dinas Kesehatan juga harus rutin untuk melakukan pengawasan dapur dan bimbingan langsung kepada pekerja SPPG.

Dari kasus tersebut, hal ini dapat menjadi evaluasi program agar kasus tersebut tak terulang lagi. Diharapkan pihak penyelenggara dapat memperketat standar operasionalnya, mulai dari pemeriksaan dapur sesuai dengan standar kesehatan, penerimaan bahan baku, proses produksi, hingga pengecekan aroma, rasa, dan tekstur sehingga makanan yang disediakan layak untuk dikonsumsi dan memenuhi standar empat sehat dan lima sempurna serta dapat meningkatkan gizi siswa. Selain itu, penting juga memberi ruang aman bagi siswa dan masyarakat untuk melaporkan permasalahan tanpa rasa takut, sehingga transparansi bisa terjaga.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nada Nisrina Gitandry

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler